Batik Kudus Diakui Punya Gaya yang Keren

Batik Kudus sebenarnya sudah cukup dikenal luas oleh berbagai kalangan. Termasuk di kalangan selebriti Indonesia. Beberapa artis terkenal juga pernah mengenakan batik Kudus. Jika Anda datang ke Galeri Muria Batik Kudus di Desa Karangmalang, Kecamatan Gebog, maka Anda bisa melihat aneka dokumentasi tersebut. Dari artis seperti Reza Rahardian, Anang, hingga Ashanti, pernah mengenakan batik buatan Yuli Asuti tersebut. Batik Indonesia yang sudah diakui Unesco sebagai salah satu warisan budaya, memang mampu menarik perhatian dari masyarakat di penjuru dunia. Mereka menganggap bahwa batik Indonesia lebih keren dan bagus dari negara lain. Hal itu juga disampaikan salah satu warga negara Singapura yang kemarin berkunjung ke Galeri Muria Batik Kudus, di Desa Karangmalang, Kecamatan Gebog. Menurut Teresa, satu dari dua tamu yang berkunjung ke sana, mengatakan jika batik Indonesia memang lebih keren. ”Kalau dibandingkan batik negara lain, batik punya kamu (Indonesia, red) lebih bagus. Itu benar sekali,” terangnya kepada pemilik Galeri Muria Batik Kudus Yuli Astuti, dalam satu kesempatan. Teresa dan rekannya, Patricia, menyempatkan diri berkunjung ke galeri batik tersebut, untuk melihat sejauhmana proses pembuatan batik khas dari kota ini. Termasuk juga menjajal sendiri bagaimana membuat batik di selembar kain. Menurut mereka, membuat batik adalah salah satu dari pekerjaan yang mungkin paling rumit. ”Saya sudah pernah mencobanya satu kali di Singapura. Tapi ketika mencoba lagi di sini, wah ternyata memang cukup membuat capek, ya,” kata Teresa. Yuli mengatakan, galerinya memang sering menjadi jujugan warga asing yang ingin mengetahui proses membatik. Itu sebabnya, pihaknya selalu menyediakan waktu jika ada tamu yang memang datang untuk belajar. ”Silakan saja datang, dan belajar langsung bagaimana membatik. Sehingga bisa mengetahui bagaimana sebenarnya selembar kain batik itu dibuat,” katanya. Yuli mengatakan, pihaknya memang pernah membandingkan batik yang dibuat di Indonesia dengan negara Asia Tenggara lainnya. ”Tapi sejauh yang saya lihat dan bandingkan, memang berbeda. Batik di sana lebih mengarah kepada lukisan. Bukan batik seperti tempat kita,” jelasnya. Bahkan, Yuli juga menemukan bahwa batik yang dijual di negara-negara tersebut, adalah batik yang berasal dari beberapa kota di Indonesia. Misalnya Pekalongan dan Solo. Namun dijual dengan harga yang cukup tinggi. ”Selembar kain batik yang memang murah di Indonesia, dijual dengan harga yang cukup tinggi di luar negeri. Mencapai ratusan ribu rupiah. Ini berarti kan, sebenarnya peluang bagi kita untuk menjual juga batik kita di luar negeri secara langsung,” paparnya. Dikatakan Yuli, pihaknya memang harus bisa bersaing dengan produk-produk clothing yang sama dari luar negeri. Terutama dari Asia Tenggara. ’Tapi saya yakin bahwa produk batik Indonesia akan bisa bersaing, karena memiliki kekhasan tersendiri. Di mana sangat berbeda dengan produk yang dihasilkan dari negeri lainnya,” imbuhnya.   Sumber : http://www.koranmuria.com/2015/08/09/11017/parijoto-jadi-motif-batik-kudus-yang-diakui-hak-ciptanya.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top